Kamis, 07 April 2011

BAD LUCK





Saya masih berbaring di ranjang. Sambil membayangkan setiap detil peristiwa yang terjadi kemarin. Sambil menghela nafas demi melegakan rasa yang menggelegak. Campuran antara rasa sakit, sedih, syukur, luka sekaligus bungah.

Kemarin hari Kamis tanggal 7 April 2011, saya seperti mengalami kejadian naas yang bertubi-tubi. Dimulai semenjak pagi hari.

Saya memang agak kelelahan pagi itu. Saya bangun sedikit lebih siang, karena saya yakin Kamis tidak akan semacet hari-hari kerja sebelumnya. Saya memesan taksi langganan saya, dan entah mengapa sang taksi tidak datang juga setelah sekian lama. Karena tidak sabar saya membatalkan pesanan saya. Dengan harapan saya bisa memberhentikan taksi di jalan raya depan komplek.

Mood saya memang sudah tidak baik saat itu. Hingga saya bertemu orang gila yang memaki-maki dengan mata mendelik-delik ke arah saya. Berteriak-teriak dan mempermalukan saya, karena seluruh pasang mata menatap saya. Saya bingung, apa yang terjadi. Saya hampir balas memaki kalau saya tidak ingat dia tidak waras. Tidak terbayang kalau saya memaki-makinya juga. Bisa-bisa ada pertunjukan dua orang gila saling memaki.Jadi saya hanya tersenyum, dan meninggalkannya.

Selepas bertemu dengan orang gila. Mungkin karena saya yang tidak berhati-hati dan memperhatikan jalan. Sebuah motor dengan kecepatan tinggi melaju dan hampir menabrak saya. Saya yang terkejut hanya berdiri mematung menantangnya. Untung saja si pengendara dengan sigap menghentikan laju motornya. Dan lagi-lagi saya dimaki-maki.

“ Pake mata dong kalau menyebrang…!”

Mata saya sudah berkaca-kaca dan memutuskan pulang saja kalau tidak ingat sejumlah tugas yang harus saya kerjakan di kantor. Singkat cerita akhirnya saya sampai di kantor. Tentu saja dengan mood yang tidak terlalu baik. Saya memilih diam seribu bahasa. Saya ingin hari itu segera berakhir.

Makan siang, saya memilih makan di luar dengan beberapa rekan. Tujuan saya sekaligus mengambil uang tunai dari salah satu ATM bank asing. Dan saya lagi-lagi dikagetkan dengan saldo saya yang berkurang secara gaib, ratusan dolar. Entahlah mungkin terdebet dua kali atau sistem charge fee yang tidak beres saat saya mengambil uang di ATM bank nasional. GREAT! Saya lemas dan semakin kesal. Makan siang saya juga jadi berantakan karena saya juga tidak mendapatkan menu makanan yang saya mau.
Dan akhirnya saya berhasil menyelesaikan hari Kamis. Saya pulang dengan selamat sampai di rumah. Hingga akhirnya kejadian mengerikan itu terjadi.

Seharusnya saya tahu kalau hari itu adalah hari naas saya. Maka saya tak usah kemana-mana lagi sesampai di rumah. Saya malah berjalan keluar gerbang untuk suatu keperluan. Saya berjalan tenang di pedestrian di luar gerbang hingga ada sebuah truk es krim yang berjalan oleng menuju ke arah saya. Saya panik, tetapi saya tidak bisa berkutik. Hingga badan truk itu sukses menyerempet saya hingga saya terjatuh. Kurang dari 1 menit, saya dengan sigap menarik kaki kanan saya yang nyaris terlindas ban raksasa. Semua orang teriak histeris melihat kejadian mengerikan itu. Saya masih bingung hingga truk itu melarikan diri.

Saya merasa seperti dalam salah satu adegan film 'final destination'. Setelah terhindar dari satu marabahaya, saya harus berhadapan dengan yang lainnya.
Untunglah, saya tidak apa-apa. Tidak seperti kejadian 6 bulan lalu ketika saya mengalami kecelakaan cukup parah dan membuat saya harus operasi dan opname. Ajaib, dihantam truk besar. Saya hanya memar-memar, dan kaki kanan saya yang nyaris terlindas hanya mengalami cedera otot tulang sehingga untuk sementara waktu saya harus berjalan dengan terpincang-pincang.

Setelah kejadian itu memang saya menangis sejadi-jadinya. Tetapi sekarang saya malah tersenyum. Tuhan hanya sedang mengingatkan saya. Mungkin akhir-akhir ini saya sering salah melangkahkan kaki makanya saya diingatkan kembali. Dan mungkin ini adalah kesempatan saya untuk mengistirahatkan kaki saya sejenak dan lebih banyak kontemplasi. Dan mungkin ini cara Tuhan untuk mempertemukan saya lagi dengan sang dokter specialis tulang tampan yang 6 bulan lalu merawat tangan saya pasca kecelakaan. Dialah sang dokter tampan yang juga perwira Angkatan Udara. Uhuy 

Kalau kata pangeran saya, “setiap segala sesuatu pasti ada hikmahnya”.

Kalau kata Agung, “ini saatnya untuk berdoa, karena doa orang yang terkena musibah diijabah”. Makanya dia juga ikut titip doa.

Kalau kata sesepuh,“ Oalahhhh nduk, kowe iku mesti diruwat!”

Kalau kata teman, “OMG again?”

Baiklah, saya mau memanfaatkan waktu istirahat saya dulu yah. Sambil mengistirahatkan si kaki kanan. Dan saya mengikuti adegan dalam sekuel ‘Final Destination’. Saya mengisolasi diri saya dulu, sampai kutukan hari sial itu benar-benar lepas.